PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI MENGGUNAKAN PERCOBAAN BANDUL MATEMATIS BERBASIS SENSOR INFRA MERAH

PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI MENGGUNAKAN PERCOBAAN BANDUL MATEMATIS BERBASIS SENSOR INFRA MERAH





HUGO





Seminar Hasil











PROGRAM STUDI FISIKA

  FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK








PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI MENGGUNAKAN PERCOBAAN BANDUL MATEMATIS BERBASIS SENSOR INFRA MERAH

Abstrak

            Telah dilakukan penelitian tentang penentuan percepatan gravitasi bumi (g) menggunakan rangkaian sensor infra merah pada percobaan bandul matematis. Dengan penelitian ini nilai perioda ayunan bandul matematis dan nilai percepatan gravitasi bumi dapat ditentukan secara otomatis. Rangkaian sensor infra merah yang digunakan terhubung dengan komputer melalui mikrokontroler AT89S52.  Dengan menggunakan program Delphi 7 pada bagian pengolahan data maka nilai perioda ayunan bandul matematis dan percepatan gravitasi bumi dapat tersimpan pada from out computer. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil penentuan percepatan gravitasi bumi pada bandul matematis secara manual sebesar 9,93 m/s­­­2 dan percepatan gravitasi bumi secara otomatis menggunakan rangkaian sensor infra merah sebesar 9,71 m/s2.

Kata kunci: bandul matematis, sensor infra merah  dan percepatan gravitasi bumi


PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI MENGGUNAKAN PERCOBAAN BANDUL MATEMATIS BERBASIS SENSOR INFRA MERAH








BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang  
        Percobaan bandul matematis merupakan suatu percobaan yang lazim dilakukan dalam eksperimen fisika dasar yang bertujuan untuk menentukan nilai dari percepatan gravitasi (g). Bandul matematis terdiri dari sebuah benda kecil (bola pendulum) yang digantungkan pada ujung tali yang ringan. Pada bandul matematis dianggap tali yang digunakan memiliki panjang tetap dan massanya dapat diabaikan relatif terhadap bola. Gerak bolak-balik (osilasi) dari bandul matematis yang disimpangkan merupakan gerak harmonis sederhana jika gesekan terhadap udara diabaikan.
Besarnya nilai percepatan gravitasi dapat ditentukan dengan memasukkan nilai periode osilasi (T) dan panjang tali yang digunakan (L) ke dalam persamaan akhir dari gerak osilasi bandul matematis. Penghitungan nilai percepatan gravitasi ini biasanya dilakukan secara manual dengan menghitung nilai perioda osilasi menggunakan stopwatch. Hal ini tentunya memerlukan waktu yang cukup lama dikarenakan penghitungan perioda osilasi dilakukan dengan mengamati gerak osilasi dari bandul matematis secara berulang kali. Selain itu penentuan nilai percepatan gravitasi secara manual juga dapat menimbulkan kesalahan dikarenakan pengamatan yang kurang teliti terhadap gerak osilasi dari bandul matematis tersebut.
Berbagai kekurangan dari penghitungan secara manual untuk menentukan nilai percepatan gravitasi pada bandul matematis seperti yang telah dikemukakan, dapat diatasi dengan merancang suatu sistem peralatan yang dapat menentukan nilai percepatan gravitasi secara cepat dan praktis. Dalam penelitian ini, penghitungan nilai percepatan gravitasi secara cepat dilakukan dengan memasang rangkaian peralatan sensor infra merah yang terhubung dengan mikrokontroler dan komputer. rangkaian sensor infra merah digunakan untuk menghitung besarnya nilai perioda osilasi.
 Data yang diperoleh selanjutnya dikirimkan ke komputer melalui mikrokontroler sehingga nilai dari percepatan gravitasi dapat ditentukan dengan  menggunakan program yang telah tersedia di komputer.

1.2.  Rumusan Masalah
        Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang akan dibahas pada       penelitian ini adalah :
       Bagaimana merancang dan membuat rangkaian sensor Infra merah dan   mikrokontroler AT89S52 untuk menentukan percepatan gravitasi bumi pada percobaan   bandul matematis.
1.3.   Tujuan Penelitian
         Adapun tujuan penelitian ini adalah:
    Merancang dan membuat peralatan berbasis sensor infra merah dan mikrokontroler AT89S52 untuk menentukan nilai percepatan gravitasi bumi pada percobaan bandul matematis.
1.4.  Manfaat Penelitian
          Manfaat penelitian ini adalah sebagai solusi untuk mempermudah melakukan percobaan  praktikum bandul matematis yang pada awalnya dilakukan secara perhitungan manual.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Percepatan Gravitasi  bumi
        Gaya gravitasi muncul dari gaya tarik-menarik antar partikel yang berbanding lurus dengan hasil kali massa partike-partikel itu dan berbanding terbalik dengan kaudrat jarak keduanya. Gaya ini berkerja sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel itu.  Gaya gravitasi pada permukaan bumi di tentukan oleh massa bumi dan radius bumi. Gaya gravitasi  merupakan gaya yang membuat sistem  tata surya kita  terjaga dan membuat palenet tetap beredar pada lintasnya. Gaya gravitasi ini pulalah yang menyebabkan kita dapat berjalan di atas tanah dan semua benda jatuh karana bumi menarik semua benda dengan gaya gravitasi bumi.
Berdasarkan  Hukum Newton II  F = m.a maka gaya gravitasi akan menghsilkan percepatan gravitasi (g). Percepatan  rata-rata gravitasi bumi yang disimbolkan sebagai g menunjukkan rata-rata percepatan yang dihasilkan medan gravitasi pada pada permukan bumi (permukaan laut). Nilai sebenarnya dari percepatan gravitasi berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain tergantung dari ketinggian dan kondisi geologi. Dalam besaran fisika nilai percepatan gravitasi bumi standar g didefinisikan sebagai 9,80665 m/s2.
Berdasarkan perhitungan ini, Newton menyimpulkan bahwa besar gaya gravitasi yang diberikan oleh bumi pada setiap benda semakin berkurang terhadap kuadrat jaraknya (r) dari pusat bumi.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
     

dimana :
F   :  Gaya   ( Newton )
G   :  Konstanta Gravitasi universal yang bersarnya 6,6x10Nm/kg
m1  :  Massa benda pertama  ( kg )
m2   :  Massa benda kedua ( kg )
r     :  jarak benda kesatu ke benda kedua  ( Meter )
F merupakan besar gaya gravitasi pada salah satu partikel m1 dan m2 dan G adalah konstanta universal yang diperoleh dari hasil pengukuran secara eksperimen. Seratus tahun setelah Newton mencetuskan hukum Gravitasi Universal, pada tahun 1978, Henry Cavendish berhasil mengukur gaya yang sangat kecil antara dua benda, mirip seperti dua bola ( Halliday 1991).
2.2.  Bandul Matematis
Gerak bandul matematis merupakan gerak harmonik sederhana hanya jika amplitudo geraknya kecil. Bandul matematis  yang terdiri panjang tali dengan panjang L dan beban bermassa m. Gaya yang berkerja pada beban adalah beratnya mg dan tegangan T pada tali. Bila tali membuat sudut  terhadap vertikal, berat memiliki komponen-komponen mg cos   sepanjaang tali dan mg sin  tegak lurus tali dalam arah berkurangnya .
Dengan mengayunkan bandul tersebut maka akan diperoleh perioda getaran dari bandul tersebut. Dari perioda tersebut maka dapat dihitung besarnya percepatan gravitasi. Dengan panjang tali bandul yang berbeda maka akan dihasilkan percepatan gravitasi yang berbeda pula. Ini berarti bahwa besarnya percepatan gravitasi akan berbeda untuk setiap panjang tali, perioda dan jarak pusat massa yang berbeda.

         
Gambar 2.1 Bandul matematis
Penentuan nilai percepatan gravitasi bumi g dapat dilakukan  mengunakan bandul matematis  yakni sebuah  sebuah beban  bermassa  m yang yang berayun pada benang tipis  yang panjang L. Apa bila  beban disimpangan dengan sudut kecil sejauh y, maka lintasan yang ditempuh oleh beban bermassa  m  dapat  dianggap  lulus sehingga memenuhi persamaan.
                  Sin  = y / L.........................................................................          ( 2.4 )
Gaya pemulih yang mengembalikan benda  ke keadaan di nyatakan oleh :
                  F = - mg sin  .....................................................................          ( 2.5 )
                     =  -................................................................          ( 2.6 )
                 ....................................................................          ( 2.7 )
Bentuk umum persamaan  diferensial gerak harmonik sederhana adalah :
                 ......................................................................          ( 2.8 )
Dari gambar 2.1 dapat diperoleh persamaan  nilai kecepatan sudutnya berikut :

   


                  T = atau
                   T=
                     ...........................................................................            (2.9)


Dimana :
w  =  Frekuensi bandul matematis  ( Hz )
T =  Perioda bandul matematis  ( Sekon )
g =  Tetapan percepatan gravitasi bumi 9,8 ( m/ )
l  =  Panjang tali  ( Meter )
dengan mengetahui perioda dan panjang tali bandul matematis, dapat diperoleh tetapan nilai gravitasi (Giancoli, 2001).

2.3.  Mikrokontroler AT89S52
            Mikrokontroler sangat akrab dengan pengendali suatu perangkat keras yang disusun dari bahasa software yaitu bahasa mesin dengan memerintahkan suatu program untuk dijalankan perangkat keras. Banyak mikrokontroler yang sering digunakan dan macam-macam produksi seperti keluaran Philips, Atmel, Mottorolla, Fujitsu, AMD dan lain-lain, tetapi fungsi yang dituju pada tiap mikrokontroler adalah sama yaitu mempermudah pengendalian suatu perangkat keras tanpa membebankan kerja secara personal. Mikrokontroler AT89S52 adalah mikrokontroler keluaran Atmel. Keistimewaan dari mikrokontroler AT89S52 ini adalah
Kompetibel dengan mikrokontroler keluarga MCS-51
8K Byte Of In-System Programmable Dowloadable Flash Memory
Antar Muka Serial SPI untuk mendownload program
Ketahanan mencapai 1000 kali baca dan tilis
Beroperasi pada 0Hz s.d 33Hz
Tiga level penguncian memori program
256 x 8 bit RAM internal
32 bit I/O yang dapat diprogram
Tiga buah timer/counter 16 bit
Delapan Sumber instruksi
UART full dupleks
Mode hemat daya Idle and power down
Watchdog timer yang dapat deprogram
Dua data pointer
Mikrokontroler AT89S52 memiliki 32 pin yang multi fungsi antara lain sebagai  I/O, jalur control atau bagian dari system pengalamatan atau bus data.
Berikut adalah konstruksi dari AT89S52

Port 0, adalah berada pada pin 32-39, merupakan port yang memiliki banyak fungsi untuk system dengan tingkat komplektisitas yang sederhana yaitu sebagai jalur I/O biasa. Untuk system yang memiliki tingkat komplektifitas lebih tinggi maka port ini menjadi sebagai multipleks alamat dan bus data pada penggunaan memori eksternal.
Port 1, adalah berada pin 1-8, ditandai dengan P1.0, P1.1,…P1.7 dan biasa digunakan untuk antarmuka dengan perangkat lain diluar mikrokontroler.
Port 2, adalah berada pada pin 21-28, dan merupakan port yang memiliki banyak fungsi untuk system dengan tingkat komplektisitas yang sederhana yaitu sebagai jalur I/O biasa atau sebagai multipleks alamat untuk penggunaan memori eksternal.
Port 3, adalah port yang memiliki berbagai macam fungsi yaitu sebagai I/O multifungsional dan juga bias digunakan sebagai PORT I/O biasa.

Tabel 2.1. Fungsi port 3
No
Bit
Nama
Alamat BIT
Fungsi khusus
1
P3.0
RXD
B0H
Menerima data pada komunikasi serial
2
P3.1
TXD
B1H
Mengirim data pada komunikasi serial
3
P3.2
INT0
B2H
Interupsi Eksternal
4
P3.3
INT1
B3H
Interupsi Internal
5
P3.4
T0
B4H
Input Eksternal timer/counter 0
6
P3.5
T1
B5H
Input Eksternal timer/counter 1
7
P3.6
WR
B6H
Strobe untuk penulisan memori eksternal
8
P3.7
RD
B7H
strobe untuk pembacaan memori eksternal

PSEN (Program Store Enable) yang berada pada pin 29 yang merupakan pin yang bertugas untuk mengirimkan sinyal output yang bertugas sebagai kontrol yang memperbolehkan pengaksesan memori eksternal. Biasanya PSEN dihubungkan pada EPROM di pin out Enable (OE) yamg mengizinkan untuk melakukan untuk pembacaan program pada EPROMtersebut
ALE (Addres latch Enable) berada pada pin ke 30. Pada mikrokontroler MCS-51 ALE digunakan sebagai demultiplexing alamat dan jalur data. Ketika port 0 digunakan sebagai jalur data danpada byte rendah jalur alamat. Sinyal ALE mengunci alamat kepada register eksternal selama setengah siklus memori dan dilanjutkan dngan pengiriman data pada setengah siklus memori selanjutnya. Pulsa ALE sebesar 1/6 dari frekuensi osilator mikrokontroler.
EA (External Access) terletak pada pin 31. Pada pin EA terdapat dua keadaan yaitu  keadaan high (5v) dan low (0v). Jika pada pin ini dalam keadaan high maka mikrokontroler sedang mengeksekusi program dari ROM internal sedangkan jika dalam keadaan low maka program mengeksekusi dari memori eksternal dan tidak mengaktifkan internal ROM.
RST (Reset) berada pada pin 9. Ketika diaktifkan RST maka rgiste internal pada MCS-51 akan diisi dengan nilai tertentu (default) untuk melakukan Strat-Up
Power Connections adalah power suplay tunggal +5v yang dihubungkan dengan pin 40 dan ground pada pin 20.

2.4.    Pemograman Bahasa Assembly MCS
Penghubungkan antara mikrokontroler dengan perangkat lainnya seperti komputer adalah bahasa mesin yang biasa disebut bahasa assembly. Bahasa assembly ini berupa bahasa yang nantinya akan memerintahkan alat bekerja atas instruksi-instruksi logis yang dapat dilakukan oleh hardware. Beberapa definisi yang sering tersaji dalam pemograman assembly
Program bahasa assembly adalah sebuah program yang terdiri atas label-label, mnemonik dan lain sebagainya. Masing-masing pernyataan berhubungan dengan suatu instruksi mesin. Bahasa assembly sering juga disebut kode sumber (sourse code) atau kode simbolik (symbolic code) tidak dapat dijalankan oleh prosesor.
Program bahasa mesin adalah suatu program yang mengandung kode-kode biner yang merupakan instruksi-instruksi yang bisa dipahami oleh prosesor. Program bahasa mesin sering juga disebut kode objek, dapat dijalankan (dikerjakan) oleh prosesor.
Assembler adalah suatu program yang dapat menerjemehkan program bahasa assembly ke program bahasa mesin. Program dalam bahasa mesin ini dapat berbentuk “absolut” atau “relocatable”. Berikutnya dilakukan linking untuk mengatur alamat absolut agar program dapat dijalankan (oleh prosesor yang bersangkutan)
Linker adalah suatu program yang dapat menghubungkan program-program objek relocatable (modul-modul) dan menghasilkan suatu program absolut yang dapat dikerjakan oleh prosesor.
Segmen adalah suatu unit memori kode atau data. Sebuah segmen dapat direlokasi atau absolut (lokasi tidak berubah). Sebuah segmen yang dapat direlokasi (relocatable) memiliki nama, tipe dan atribut-atribut lain yang membolehkan linker untuk menggabungkan dengan bagian-bagian segmen yang lain, jika dibutuhkan, juga akan menempatkan segmen dengan benar. Sedangkan segmen absolut tidak memiliki nama dan tidak dapat digabung dengan segmen lainnya.
Modul mengandung satu atau lebih segmen atau bagian segmen. Sebuah modul memiliki nama yang ditentukan oleh pengguna. Definisi modul menentukan jangkauan simbol-simbol lokal. Sebuah berkas objek dapat berisi lebih dari satu modul.
Program merupakan modul absolut tunggal, menyatakan semua segmen absolut dan relocatable dari modul-modul yang terlibat. Sebuah program hanya mengandung kode-kode biner instruksi-instruksi (dengan alamat dan konstanta data) yang dapat dipahami komputer (Tippler, 1998).

2.5.            Pemprograman Mikrokontroler AT89S52
Tempat penyimpanan program pada mikrokontroler adalah disimpan di dalam ROM. Agar program dapat disimpan dalam ROM mikrokontroler, terlebih dahulu dibuat program dalam bahasa Assembler maupun bahasa lainnya yang lebih tinggi seperti C maupun C++ yang dapat dikompilasi ke dalam bahasa assembler. Seteleh dibuat program dalam bahasa Asembler dengan file ekstensi (.asm), file harus dikompile menjadi file heksadesimal (.hex) sehingga dapat disimpan ke dalam ROM mikrokontroler.
            Penulisan program dalam bahasa assembler dapat dilakukan dengan assembler editor ALDS, PV32, Reads51 dan lain-lain. Menggunakan program penulisan memiliki keistimewaan selain sebagai assembler editor, juga dapat digunakan sebagai sebagai simulator dan sebagai kompiler file assembler (.asm) ke file heksadesimal (.hex).
            Program yang telah jadi dan telah dikompile ke heksadesimal dapat diisikan ke dalam mikrokontroler. Karena AT89S52 merupakan mikrokontroler dengan teknologi ISP (In System Program) maka mudah untuk melakukan pengisian dan penghapusan program assembler dengan hanya menghubungkan beberapa kaki tertentu ke komputer. Proses pengisian dan penghapusan dengan memasang kabel paralel yang dihubungkan ke port printer pada komputer dan software AEC_ISP.exe. Program AEC_ISP.exe ini yang dapat diperintahkan untuk mengisi, menghapus, membaca dan mengunci program yang ada dalam mikrokontroler AT89S52. Mengisi dan menghapus dapat dilakukan hingga seribu. (Budiharto dan firmansyah 2005).


a. Penulisan program pada assember editor Read-51
            1. Running program read51 yang terinsal start-program-read-51                                
            2. Mulai dokumen baru klik menu file-new file-assembly-ok
            3. Setiap program selalu diawali dengan printah ( dalam Huruf kecil )
                                    #include<sfr51.inc>
            Dan diakhiri dengan
                                    End
Gambar 2.4. Penulisan program pada reads51

Program yang telah selesai harus disimpan dalam bentuk file .asm dengan maksimal karakter 8 huruf
Program yang telah berhasil dikompile akan diisikan ke mikrokontroler AT89S52 melalui software AEC_ISP.exe melelui perantara komputer yang memanfaatkan port printer (paralel port).
Program yang telah berhasil diisikan ke mikrokontroler dapat dijalankan dan perangkat hardware dapat disimulasikan sesuai dengan program yang telah dibuat.
Gambar 2.5. Proses pembuatan dan pengisian program pada mikrokontroler

2.6.  Sensor Infra merah
Sensor infra merah adalah sensor yang dapat menerima dan mengirimkan sinyal listrik setelah inputnya diberi sinar infra merah. Dioda infra merah hanya mengirim keadaan low dan high dengan artian yaitu hanya keadan 1 atau 0 pada bilangan logika. Pada saat led infra merah penerima tidak mendapatkan sinar infra merah maka output adalah 0, dan apabila infra merah penerima terpancari sinar infra merah dari transmitter maka outputnya akan 1. Kondisi ini akan sebagai acuan interupsi bagi mikrokontroler atau input bagi mikrokontroler secara berulang. Lama kondisi (0/1) yang diterima mikrokontroler akan diterjemahkan dalam lama waktu penerimaan. Waktu yang tercatat akan dikirim ke komputer sebagai data mentah untuk acuan.
Prinsip transmitter sebagai sumber infra merah dan receiver sebagai penerima infra merah ini yang dipakai dalam perangkat keras atau sebagai sensor penerima bagi mikrokontroler saat dijalankan. Mikrokontroler dapat diatur melalui program assembly, lama penyinaran transmitter yang diterima receiver sebagai waktu perioda yang ditempuh sensor pada saat bekerja, serta menghubungkan jarak tetap pada sensor untuk mendapatkan perecepatan (v) (Giancoli  2001).

Gambar 2.6. bentuk fisik dan simbol led infra merah

Pada dasarnya sensor infra merah berantar muka langsung dengan massa bandul matematis. Waktu yang dihitung adalah 10 kali Ayunan pada bandul matematis maka didapat nilai rata-rata perioda dan nilai percepatan gravitasi pada setiap perioda bandul matematis.

Persamaan untuk menentukan perioda pada bandul matematis adalah sebagai berikut :
T = atau             
 T=

2.7.  LED (Ligth Emitting Diode) infra merah
LED adalah suatu bahan semikonduktor yang memancarkan cahaya                                  monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah dibuat dengan galliumarsenide. Cahaya infra merah pada dasarnya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio, dengan kata lain infra merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombangterpanjang, yaitu sekitar 700 nm sampai 1 mm.

BAB III
METODOLOGI  PENELITIAN

3.1  Waktu dan Tempat Penelitian
            Percobaan ini dilakukan dari Bulan Maret 2010 sampai dengan Bulan Agustus 2010 yang bertempat di Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura Pontianak.

3.2   Bahan dan peralataan perancangan
1.      Bahan
a.       Mikrokontroler AT89S52
1.      Catu daya +5v, 0,-5v
2.      Konector Db 9 dan DB 25
3.      IC AT89S52
4.      IC MAX232
5.      Cristal 12 MHz
6.      PCB
7.      Komponen pendukung lainnya sepeti kapasitor dan dioda.
 b. Sensor infra merah
1. sepasang  led infra merah
2.      catu daya +5v, 0.-5v
3.      IC 741
4.      IC 555
5.      PCB
6.      Komponen pendukung lainnya sepeti kapasitor dan dioda.
c. Bahan pendukung
     Seperangkat bandul Matematis




2.      Peralatan
Peralatan yang digunakan meliputi
1. Multimeter
2. Meteran
3. stopwatch.
4. Komputer yang memiliki program asssembler editor READS51 yang terisenal, AEC_ISP. Exe serta program Delphi 7  dan 1 Unit komputer.

3.3. Metode Kerja
Pada dasarnya  perangkat-perangkat sensor dan mikrokontroler terhubung dengan komputer seperti pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Rangkaian Kerja peralatan penentuan percepatan gravitasi.

Mikrokontroler sebagai otak pengendali dapat mengirim dan menerima data. Sensor infra merah merupakan input data untuk mikrokontroler dimana data yang dikirim dalam bentuk sinyal digital. Sinyal akan terbaca 1 (high) pada saat bandul matematis  sensor tidak melewati sensor infra merah dan jika massa bandul matematis melewati sensor maka kondisi akan 0 (low) sejenak kemudian kembali lagi pada kondisi high. Pada saat kondidi 0 (low) inilah perioda (T) ter-reset dan mulai membaca waktu yang baru pada mikrokontroler. Faktor pendorong bandul matematis sensor untuk begerak adalah panjang tali dan massa bandul matemtis  sebagai medium. Semakin pendeknya tali dan beratnya massa pada bandul matematis maka pembacaan semakin cepat dan sebaliknya jika panjang tali panjang dan ringannya massa maka pembacaan semakin lama.Sensor Infra merah adalah penghasil input, mikrokontroler AT89S52 sebagai jalur pengolah untuk tampilan melalui form dan komputer sesuai tampilan.            
            Data dari sensor infra merah yang telah diterima mikrokontroler AT89S52 diolah otomatis dan dikirim ke CPU untuk menampilkan dan menyimpan data yang dapat dilakukan secara berkala. Data yang ditampilkan berupa waktu tempuh   
(perioda) dari bandul matematis sensor untuk melakukan satu bolak balik untuk jarak yang tetap pula secara kontiniu. Sensor infra merah mengirim sinyal digital ke mikrokontroler dan dinyatakan sebagai  waktu perioda (T). mikrokontroler akan berkomunkasi dengan komputer pada dioda akan dikirim melalui Command port open yang terdapat  pada prosesor  program Delphi 7. Data diterima melalui antar muka program dari Delphi 7 dan dapat diolah secara manual menggunakan microsoft excel untuk menentukan lama waktu serta perioda dan panjang tali terhadap waktu.

Private Sub cmdReset_Click()
RichTextBox1.Text = "Data Pengukuran" & Chr(13) & Chr(10) & "Nomor" & Chr(9) & "Perioda" & Chr(9) & "Percepatan Gravitasi" & Chr(13)
Text3.Text = 0
Text4.Text = 0
Text2.Text = ""
End Sub

Private Sub cmdStart_Click()

With MSComm1
    If .PortOpen = True Then
        .PortOpen = False
    End If
  
    .CommPort = 1
    .Settings = "4800, N, 8, 1"
    .DTREnable = True
    .RTSEnable = True
    .RThreshold = 1
    .SThreshold = 0
    .InputLen = 0
    .PortOpen = True
End With

If Text1.Text = "" Then
    pesan = MsgBox("Silakan Isi Panjang Tali Terlebih Dahulu ", vbCritical, "Peringatan")
    MSComm1.PortOpen = False
End If

End Sub

Private Sub cmdStop_Click()
MSComm1.PortOpen = False
End Sub

Private Sub Form_Load()
RichTextBox1.Text = "Data Pengukuran" & Chr(13) & Chr(10) & "Nomor" & Chr(9) & "Perioda" & Chr(9) & "Percepatan Gravitasi" & Chr(13)
Text3.Text = 0
Text4.Text = 0
End Sub

Private Sub MSComm1_OnComm()
Dim buffer As Variant
Dim data1 As Long
'Dim data2 As Long
Dim rataan As Double
Dim panjang As Long

Const pi = 3.14159265
panjang = Text1.Text
Select Case MSComm1.CommEvent
    Case comEvReceive
        If MSComm1.InBufferCount >= 0 Then
            buffer = MSComm1.Input
            If InStr(buffer, "<") And InStr(buffer, ">") Then
                data1 = Mid(buffer, 2, 5)
                Data2 = data1 / 1000
                Text3.Text = Text3.Text + 1
                n = Text3.Text
                g = (4 * (pi ^ 2) * panjang) / ((Data2) ^ 2)
                RichTextBox1.Text = RichTextBox1.Text & n & Chr(9) & Data2 & Chr(9) & g & Chr(13) & Chr(10)
                Text4.Text = Text4.Text + g
                rataan = Text4.Text / n
                Text2.Text = rataan
             End If
        End If
End Select
End Sub

Data keluran akan tampil pada panjang tali (l) dan data ini merupakan data olahan dari program Delphi 7 sedangkan perioda (T) pada from out put adalah data olahan mikrokontroler AT89S52. Data diterima melalui antar muka program Delphi 7 dapat diolah secara manual menggunakan microsoft excel untuk menetukan grafik terhadap l.


Gambar 3.2 Form out put data pada Delphi 7

3.4  Metode Analisis
Data yang diambil adalah data waktu tiap perioda (l) dan waktu percepatan perioda serta rata-rata percepatan keseluruhan maupun beberapa detik. Tahap pengujian alat untuk menentukan kepekaan sensor sangat penting dan diperlukan ketelitian. Data akan terus menerus dikirim ke komputer dalam detik. Perbandingan waktu ke waktu pada data komputer menjadi olahan untuk menentukan percepatan Gravitasi bumi pada bandul matematis.
Data tiap perioda akan menentukan jumlah waktu yang ditempuh sebanyak perioda yang dilewati pada bandul matematis.

Metode kerja dari penelitian ini dapat di liat pada bagian alir berikut ini.


Gambar 3.3 Diagram alir metodologi penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi Pada Bandul Matematis
       Pada percoban ini penentuan percepatan gravitasi bumi Pada Bandul matematis dilakukan secara manual, dimana untuk  menghitung  perioda ayunanan dilakukan dengan menggunakan stopwatch selama 10 kali ayunan pada bandul matematis. Berikut adalah nilai perioda hasil penentuan Percepatan Gravitasi Bumi pada Bandul matematis secara manual.

 Tabel 4.1 Nilai perioda hasil percobaan secara manual

Percobaan  Panjang tali ( L )   Waktu 10 ayunan t    Perioda         
 Ke               Data ( m )                                                        ( s )                   
1.             1.10000.0005            20.94                     2.0940.005                 4.384
2.             1.20000.0005              22.16                     2.2160.005               4.910  
3.             1.30000.0005              23.38                     2.3380.005               5.446
4.             1.40000.0005              23.68                     2.3680.005               5.607
5.             1.50000.0005              24.19                     2.4190.005               5.851
6.             1.60000.0005              24.92                     2.4920.005               6.210
7.             1.70000.0005              25.97                     2.5970.005               6.744
8.             1.80000.0005              27.16                     2.7160.005               7.376
9.             1.90000.0005              27.52                     2.7520.005               7.573
10.            2.00000.0005              28.21                     2.8210.005               7.958


                       

Gambar 4.1 Grafik Panjang tali terhadap T2

Dari nilai perioda pada tabel 4.1 diperoleh nilai  Percepatan Gravitasi Bumi Pada Bandul matematis  sebesar
( 4 x 3.142 ) / 3.97  =  9,93 m/s.


4.2. Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi Pada Bandul Matematis Dengan Menggunakan  Rangkaian Sensor Infra Merah yang Terhubung dengan Komputer.

Berikut adalah  contoh dari data nilai rata-rata perioda dan percepatan gravitasi pada gambar 4.2.


Gambar 4.2 Data out put Sensor Infra merah

Untuk melakukan penentuan percepatan gravitasi Bumi pada Bandul Matematis  secara otomotis menggunakan rangkaian sensor infra merah yang terhubung dengan komputer, pertama kali yang harus dilakukan adalah menyalakan sistem yng terdiri dari komputer, rangkaian sensor infra merah dan komputer. Untuk memastikan bahwa rangkaian sensor infra merah dan mikrokontroler berfungsi dengan baik dilakukan dengan memberikan pengujian pada sensor infra merah dengan melewatkan bandul di antara receiver dan transmitter pada rangkaian sensor infra merah. Sistem bekerja dengan baik bila timer pada form output mulai melakukan pencacahan waktu. Selanjutnya  nilai panjang tali dimasukkan sesuai dengan panjang tali yang digunakan pada form output yang tersedia dalam program penghitungan percepatan gravitasi bumi pada Bandul matematis. Selanjutnya massa bandul diayunkan dengan sudut ayunan yang kecil (maksimal 15). Tombol start pada form gambar program penentuan percepatan gravitasi dinyalakan (di-click) setelah berjalan beberapa ayunan selanjutnya dimatikan dengan meng-click tombol stop. Dari hasil ini akan diperoleh waktu selama ayunan berlangsung dan jumlah ayunan sehingga nilai perioda ayunan akan tersimpan di komputer dan percepatan gravitasi bumi dapat ditentukan secara langsung. Langkah-langkah di atas selanjutnya diulang kembali untuk variasi panjang tali yang berbeda-beda sehingga diperoleh beberapa nilai percepatan gravitasi bumi sesuai dengan panjang tali yang digunakan.

Tabel 4.2  Nilai percepatan gravitasi bumi Pada Bandul matematis hasil percobaan secara otomatis menggunakan rangkaian sensor infra merah untuk panjang tali yang berbeda-beda.

No            Panjang tali ( L )         Percepatan Gravitasi                    Error                  
                           Data                                   ( g )                                           
1.                     1.100 m                                   9.45 m/s2                         5 %              2.                     1.200 m                                    9.51 m/s2                         4 %
3.                     1.300 m                                   9.57 m/s2                         4 %
4.                     1.400 m                                   9.58 m/s2                         3 %
5.                     1.500 m                                   9.68 m/s2                         2 %
6.                     1.600 m                                   9.69 m/s2                         2 %
7.                     1.700 m                                   9.71 m/s2                         2 %
8.                     1.800 m                                   9.85 m/s2                         2 %
9.                     1.900 m                                   9.99 m/s2                         2 %
10.                   2.000 m                                 10.11 m/s2                         2 %            



4.3    Perbandingan Data Secara Manual dengan Data Secara Otomatis Menggunakan Rangkaian Sensor Infra Merah Pada Penentuan Percepatan Gravitasi Pada Bandul Matematis.
Pada percobaan penentuan percepatan gravitasi bumi menggunakan bandul matematis semakin panjang tali yang digunakan maka nilai percepatan gravitasi bumi yang di peroleh akan semakin baik (mendekati nilai percepatan gravitasi yang sebenarnya). Hal tersebut dikarenakan semakin panjang tali yang digunakan maka sudut simpangan bandul akan semakin kecil. Pada percobaan secara manual pengamat di tuntut harus teliti dalam perhitungan perioda dan pada saat pengamibilan data terutama pada saat menekan tombol start dan stop pada waktu mengunakan Stop watch. Dimana saat start antara ayunan bandul dengan stop watch haruslah sama karena hal ini sanggatlah mempengaruhi nilai yang diperoleh pada nilai percepatan gravitasi tersebut.
ada percobaan secara otomatis menggunakan sensor infra merah receiver dan transmitter pada rangkaian sensor infra merah haruslah dipasang dengan baik.   Pemasangan sensor infra merah pada lintasan tali bandul matematis tepat berada di depan massa bandul. Adapun kelebihan dengan menggunakan sensor infra merah pengamat dapat pengetahui nilai percepatan  gravitasi secara otomatis karena nilai yang diperoleh telah tersimpan dalam form komputer yang diolah secara berkala dan terus menerus tanpa harus menghitung secara manual berapa kali jumlah ayunan perioda bandul tersebut. Dalam percobaan ini nilai percepatan gravitasi pada panjang tali yang berbeda juga dapat diketahui secara cepat tanpa harus menghitung secara manual dengan hanya memasukan niliai panjang tali yang digunakan. Dari hasil percobaan secara manual diperoleh nilai percepatan gravitasi bumi sebesar 9,93 m/s2 dan dari percobaan secara otomotis diperoleh nilai percepatan gravitasi bumi rata-rata sebesar 9,71 m/s2.



BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
1. Sistem alat yang dirancang dapat berjalan baik untuk menentukan nilai   percepatan gravitasi bumi pada percobaan bandul matematis.
2. Nilai percepatan gravitasi bumi yang di peroleh  dari percobaan bandul matematis secara manual adalah 9,93 m/s dan menggunakan sensor infra merah nilai yang diperoleh rata-rata adalah 9,71m/s2.
5.2  Saran
          Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada percobaan bandul matematis untuk menentukan nilai Percepatan gravitasi bumi pada bandul matematis yang dapat ditampilkan pada layar LSD.


Daftar Pustaka

Budihato, W., Firmansyah, S., 2005, Elektronika Digital Dan Mikroprosesor, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Giancoli, D.C., 2001, Fisika Edisi 5, Hanum, Y.,(alih bahasa), Erlangga, Jakarta.
 Halliday, D., dan Resnick, R., 1998, Fisika, Silaban, P., dan Sucipto E.
(alih bahasa), Erlangga, Jakarta.
Hutchens, G.H., dan Gupta, N.K, 2008, A Spreadsheet Program for Steady-State Temperature Distributions, htto://www.ntis.gov//support/ordering.htm.
Setiawan, S., 2006, Mudah Dan Menyenangkan Belejar Mikrokontroler,
                 Penerbit Andi, Yogyakarta.
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Penebit   Erlangga, Jakarta.
 Young, H. D., Freedman,  R. A., 2002, Fisika Unversitas  ( terjemahan ), Penerbit Erlangga, Jakarta.
Holman, J.P., 1997, Perpindahan Panas, Erlangga, Jakarta Putra, A. E., 2006, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori Dan Aplikasi   Edisi2, Penerbit Gava Media, Yogyakarta.
-----------, http://www.ccitonline.com/mekanikal/tiki-view_blog.php?blogId=245, (11 April. Pukul 13.00)
-----------, http://hendrisagung.wordpress.com/2009/03/27/103/ (15 Juni 2010. Pukul 19.30)





T       = 2 atau
T       = L

 F       =  Frekuensi bandul matematis  ( Hz )
T       =  Periode bandul matematis  ( Sekon )
 g        =  Tetapan percepatan gravitasi bumi 9,8 ( m/ )
  l        =  Panjang tali  ( Meter )
Penentuan nilai percepatan gravitasi bumi g dapat dilakukan menggunakan bandul matematis yakni sebuah beban bermassa m yang berayun pada benag tipis dengan panjang tali L. Bila beban disimpangkan dengan sudut sejauh y, maka lintasan yang ditempuh oleh beban massa m dapat dianggap lurus sehinggga persamaan dibawah.
                  Sin  = y / L............................................................................. ( 1.1 )



Gaya pemulih yang mengembalikan benda  ke keadaan di nyatakan oleh :
                  F = - mg sin  ..................................................................... ( 1.2 )
                     =  -................................................................ ( 1.3 )
                 .................................................................... ( 1.4 )
Bentuk umum persamaan  diferensial gerak harmonik sederhana adalah :
                 ...................................................................... ( 1.5 )
Persamaan diatas diperoleh persamaan  nilai kecepatan sudutnya berikut :

    ……………………………………....…..…...( 1.6 )
                  T = atau....................................................................( 1.7 )
                T= ..............................................................................( 1.8 )
Dimana :
w  =  Frekuensi bandul matematis  ( Hz )
T =  Periode bandul matematis  ( Sekon )
g =  Tetapan percepatan gravitasi bumi 9,8 ( m/ )
l  =  Panjang tali  (Meter)

3.2   Cara Menghitung  dan
       Untuk menghitung dan
 Penggaris   n st
= 1 mm
0.5 mm
1mm =cm
1mm = 1000 mm
1mm =mm
         = 0.0005 ()

= 0.01 Detik
n st = 0.005 Detik

LAMPIRAN 4 : MENGHITUNG ERROR

Untuk menghitung keakuratan (error) dapat mengunakan rumus :
Error =


1.   Untuk  percobaan bandul matematis secara manual dengan menggunakan rangkaian    sensor infra merah
           
            = 2,21 %
                         Error  = 2 %

2 .  Untuk hasil error terbesar dan terkecil pada percobaan bandul matematis secara manual dengan menggunakan rangkaian  sensor infra merah
a. Error  Terbesar

            = 4,8 %
  Error = 5 %

b. Error terkecil

           = 1,81 %
  Error = 2 %







No comments:

Post a Comment

Maf bila postingnya belum lengkap

Proposal Sponsorship Kejuaraan Daerah Gestrek 2016

Jalan Nyaris Putus, Warga Khawatir Terjadi Kecelakaan

  Jalan di kilometer 6 Desa Engkanyar, Kecamatan Kuala Behe yang nyaris putus karena gorong-gorong longso...