Thursday, October 12, 2017

Bakayo Pendidikan



Sebelum pertemuan Tumbang Anoi di Kalimantan Tengah pada tahun 1894, suku Dayak hidup dalam suasana saling membunuh satu dengan yang lain. Pembunuhan orang lain tersebut dilakukan dengan memenggal kepala orang dan hal ini disebut ngayo, maka perilaku untuk melaksanakan ngayo tersebut disebut bakayo.
Dalam konteks masa lalu bagi orang Dayak perbuatan ngayo untuk memengal kepala orang adalah perbuatan mulia dan membuktikan bahwa orang yang ngayo tersebut kesatria, bertanggung jawab dan berwibawa serta dapat menjadi pengayom bagi orang lain dan handal. Dengan kemampuannya dalam bakayo seseorang dianggap telah memasuki masa dewasa dan dapat diandalkan sehingga dia diperkenankan untuk memasuki hidup baru dalam berumah tangga serta boleh menjadi pemimpin bagi masyarakatnya karena memiliki kemampuan dan kesaktian.
Masa lampau telah membuktikan bahwa orang Dayak adalah orang yang bermartabat, berani berjuang, teguh dalam pendirian dan solidaritas yang tinggi antara satu dengan yang lain. Hal ini tercermin dari beberapa segi kehidupan orang Dayak yaitu tinggal di rumah betang, memiliki Mandau dan perisai. Rumah betang memiliki makna bahwa orang Dayak sangat solider antara satu dengan yang lain, di rumah betang jika ada tamu yang datang maka semua yang tinggal di dalamnya akan bersama-sama menjamu tamu yang datang, jika ada yang meninggal maka mereka akan saling memberikan penghiburan sebab kesedihan dan penderitaan orang lain merupakan suatu perasaan yang dialami bersama. Perisai dan Mandau menandakan bahwa orang Dayak sangat peduli dengan keamanan hidup bersama dari ancaman musuh yang membahayakan.
Dalam melaksanakan ngayo orang-orang Dayak masa lalu harus bepergian ke berbagai penjuru daerah agar dapat menemukan korbannya. Bepergian untuk ngayo adalah perbuatan yang sangat beresiko tinggi karena belum tentu tahu kekuatan orang yang akan ditemukan dan medan yang akan tempuh. Kelaparan dan tersesat di hutan adalah risiko lain yang akan dihadapi selama bakayo. Itulah perjuangan proses pencarian jati diri orang Dayak masa lalu, mereka sadar akan bahaya dan penderitaan yang akan dialami tetapi karena itu adalah tugas mulia maka tidak ada kata untuk mundur dalam melaksanakan ngayo. Mendapat kepala korban untuk dipersembahkan kepada orang sekampung adalah tekad bulat bagi seseorang yang sedang bakayo untuk nantinya diadakan upacara notokng di kampong. Gagal bakayo atau tidak mendapat kepala berarti orang tersebut akan dianggap tidak memiliki wibawa didepan orang banyak dan tidak akan diperhitungkan dalam setiap kegiatan masyarakat serta yang bersangkutan tidak akan dilirik oleh gadis-gadis yang da di daerahnya. Itulah Dayak pada masa lalu, harus berjuang memenggal kepala orang lain demi mengejar  kedudukan, martabat dan wibawa diri sendiri termasuk kaumnya agar dapat diakui dan disegani pihak lain dan mampu bersaing dalam semua lini kehidupan.
Dalam konteks zaman sekarang yang serba maju dan berkembang seharusnya orang-orang Dayak terus mewarisi semangat ngayo tersebut, namun bedanya adalah tidak lagi untuk memenggal kepala manusia. Sudah kita pahami bahwa perbuatan ngayo adalah untuk membuktikan bahwa orang Dayak kesatria, berwibawa, pengayom, dan handal. Hal ini seharusnya menjadi inspirasi bahwa orang Dayak zaman sekarang harus bakayo ke berbagai daerah bahkan dunia internasional dengan tujuan untuk membuktikan bahwa orang Dayak adalah orang yang berkualitas, berwibawa, pintar, profesional dalam berbagai hal dan memiliki peradaban yang tinggi. Seharusnya orang Dayak kembali bangkit bakayo untuk menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan menduduki berbagai jabatan strategis sehingga dapat ambil bagian dalam menata dan memformat Negara Indonesia yang adil dan jaya.
Karena orang-orang Dayak telah melupakan semangat bakayo ada berbagai hal yang membuatnya tertinggal jauh diantaranya kualitas pendidikan orang Dayak rendah, selama 65 tahun Indonesia merdeka belum ada orang Dayak yang jadi menteri apalagi presiden. Mungkin agar lebih menyentuh agar bakayo terus dilanjutkan semangatnya mari kita lihat sisi dan peranan orang Dayak dalam berbagai lini kehidupan yaitu : berapa banyak orang Dayak yang jadi dosen? Berapa banyak orang Dayak jadi pengacara atau hakim maupun jaksa? Berapa banyak orang Dayak jadi tentara maupun polisi dan adakah orang Dayak yang berpangkat jenderal? Berapa banyak orang Dayak yang menjadi pengelola BUMN? Berapa banyak orang Dayak yang sukses dalam bidang politisi maupun birokrat? Berapa banyak orang Dayak yang jadi wartawan/jurnalis? Berapa banyak orang Dayak yang menempuh pendidikan dalam jenjang doctor/S3 dan menjadi profesor? Berapa banyak atau adakah orang Dayak yang telah menjadi ahli kehutanan, pertanian, peternakan, kesehatan, energi, pertambangan, politik? Dari pertanyaan-pertanyaan ini Dayak harus bangkit untuk kembali menjadi seorang yang pandai bakayo dalam menguasai ilmu pengetahuan sehingga martabat dan kejayaan Dayak akan segera tercapai. Satu-satunya cara agar martabat dan kejayaan kaum tersebut kembali terulang adalah hanya melalui pendidikan yang berkualitas. Jika orang-orang Dayak yang pernah jaya dan tenar namanya sampai keseluruh penjuru dunia karena ketangkasan dan kegagahannya dalam bakayo terus terlena dengan eforia sesaat maka Dayak akan tersinggirkan dalam pentas persaingan global.
Dayak juga adalah manusia yang cerdas oleh sebab itu marilah kita terus bahu-membahu untuk kembali bakayo mengejar ilmu pengetahuan. Kemajuan Dayak tidak akan tercapai jika hanya membanggakan kekuatan otot dan bersaing mabuk meminum minuman keras, sebab hal tersebut hanya akan menghantarkan Dayak menjadi penonton dan orang yang mengigit jari di negerinya sendiri. Kayolah ilmu pengetahuan ke berbagai lembaga pendidikan berkualitas di seluruh Indonesia bahkan dunia internasional dan buktikan bahwa hasil kayoan tersebut bermanfaat bagi kesejahteraan orang lain khususnya bagi orang Dayak sendiri. Ingatlah apa kita hari ini sangat berpengaruh apa kita ke depan, jika bukan kita siapa lagi dan jika bukan sekarang kapan lagi?
Dunia pendidikan merupakan salah satu cara terbaik untuk mengangkat harkat dan martabat di masa yang akan datang. Dengan sekolah akan membuktikan bahwa Dayak tidak seperti yang dikatakan selama ini, bodoh, primitif, jorok dan sebagainya. Pendidikan memberikan sebuah kesempatan untuk hidup lebih baik dan memberikan jalan untuk melakukan perubahan. Investasi dalam hal pendidikan sangat tak ternilai, mencari pendidikan adalah mencari ilmu, mencari jalan menuju kehidupan yang lebih baik, untuk itu jangan pernah menyepelekan arti pendidikan.
Semoga semakin banyak insan Dayak yang member dorongan maksimal kepada anak-anak muda Dayak untuk merasakan pendidikan yang lebih tinggi, berilah mereka kesempatan untuk menimba ilmu. Bagi orang tua yang belum menyadari bahwa pendidikan itu perlu, segeralah sadar bahwa hidup ini akan lebih sulit dimasa yang akan datang jika anak-anak tidak memiliki bekal ilmu pengetahuan yang memadai. Sadarlah bahwa kompetensi hidup membutuhkan orang-orang yang mengerti bahwa kualitas seseorang di masa kini diperlukan yang menguasai bidangnya secara professional dan hal ini bias diperoleh salah satunya  melalui jalur pendidikan. Doronglah semangat anak muda agar mampu berjuang dalam hidupnya terutama dalam hal meraih kesempatan dalam bidang pendidikan. Hidup memang terkadang susah, namun ada cara yang bisa ditempuh untuk mewujudkan tujuan itu yakni berjuang mati-matian di bidang pendidikan agar harkat dan martabat serta jati diri suku Dayak setara dengan suku bangsa lain.
Realitas yang ada sekarang mayoritas orang Dayak perkotaan akan mengutamakan pendidikan anak-anaknya, sementara orang Dayak di pedalaman adalah sebaliknya. Di kota bisa dikatakan bahwa dari sepuluh anak Dayak, Sembilan orang pasti merasakan pendidikan setidaknya hingga SMA. Di kampung terutama yang bukan termasuk dalam kota kecamatan kenyataan terbalik, hanya satu orang anak Dayak yang sekolah hingga SMA dari sepuluh anak muda seumurnya. Bahkan mungkin  hanya satu  dari lima puluh anak muda Dayak yang mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi (terutama kampung-kampung paling pedalaman).
Untuk dipahami bahwa pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya. Pendidikan juga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan  pesan-pesan konstitusi, serta sarana untuk membangun watak bangsa (National Character Building). Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan yang cerdas pula, dan secara progresif akan membentuk kemandirian dan kreativitas. Bangsa Indonesia bisa merdeka juga tidak terlepas dari peran pendidikan. Hanya melalui pendidikan yang benar orang Dayak dan bangsa Indonesia secara umum dapat membebaskan diri dari belenggu krisis multidimensi yang berkepanjangan. Melalui pendidikan orang Dayak sebagai bagian integral dari bangsa  ini bisa membebaskan   dari dari kemiskinan dan keterpurukan. Melalui pendidikan pula akan mengembangkan sumber daya manusia yang mempunyai rasa percaya diri untuk bersanding dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia, bahkan dalam era kesemrawutan global. Tanpa pendidikan yang kuat, dapat dipastikan orang Dayak dan bangsa Indonesia secara umum akan terus tenggelam dalam keterpurukan. Tanpa pendidikan yang memadai orang Dayak akan terus dililit oleh kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan. Tanpa pendidikan yang baik orang Dayak sulit meraih masa depan yang cerah, damai dan sejahtera.
Pendidikan yang harus dikembangkan untuk membebaskan masyarakat dari keterpurukan, agar dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa serta  membebaskan bangsa dari ketergantungan dengan Negara laina dalah melalui pendidikan yang dapat mengembangkan potensi masyarakat, mampu menumbuhkan kemauan, serta membangkitkan semangat generasi bangsa untuk menggali berbagai potensi dan mengembangkan secara optimal bagi kepentingan pembangunan masyarakat secara utuh dan menyeluruh. Pendidikan demikianlah yang mampu menghasilkan sumber daya manusia berkualitas serta memiliki visi, transparansi dan pandangan jauh ke depan yang tidak hanya mementingkan diri dan kelompoknya, tetapi senantiasa memengedepankan kepentingan bangsa dan Negara dalam berbagai aspek kehidupan.
Kiranya setelah generasi muda Dayak mampu ngayo ilmu pengetahuan yang berkualitas, ilmu tersebut harus diaflikasikan bagi kehidupan masyarakat Dayak. Ada berbagai hal yang perlu diberikan terobosan baru untuk membangun Dayak yang maju dan berkualitas oleh generasi muda Dayak yaitu : Pertama, memberantas atau ngayo musuh, bukan dalam arti secara fisik tetapi berani untuk melawan orang yang datang menghabisi hutan, menggunduli gunung, mengambil tembawang atau merusak sungai di lingkungan hidup orang Dayak. Kedua, mendorong orang-orang Dayak untuk bisa menabung atau merencanakan kehidupan masa depan. Ketiga, merubah paradigma manja dengan alam. Karena orang-orang Dayak terbiasa dengan mudah memperoleh sayur-sayuran, buah-buahan, ikan dan daging binatang yang tersedia di alam sekitarnya. Keempat, memberikan pemahaman agar tidak gampang untuk merendahkan diri. Orang Dayak cenderung lebih suka memilih berdiam diri sambil barharap agar orang lain dapat menyelami apa keinginan mereka. Menuntut hak sangat sulit dalam kehidupan orang dayak. Kelima, mampu meyakinkan orang Dayak untuk menjauhi sikap iri hati kepada orang sesuku. Realitas kehidupan sesama orang Dayak yang tampak lebih maju (kaya) biasanya tidak disukai dan dijauhi.
Bakayo ilmu pengetahuan dan keterampilan di masa persaingan yang amat ketat ini mutlak diperlukan. Sebab yang mampu menguasai ilmu pengetahuan akan menguasai peradaban dan yang tidak mampu menguasai ilmu pengetahuan akan menjadi korban peradaban. Buktikan kalau Dayak adalah orang yang tangguh dan mampu untuk kembali bakayo dalam menimba pengetahuan. Masa lalu telah menunjukkan bahwa seorang pemuda Dayak akan sulit mendapatkan pujaan hati jika tidak dapat mempersembahkan kepala hasil kayoan maka sekarang juga akan terjadi bahwa seorang pemuda Dayak yang tidak berpendidikan tinggi dan tidak memiliki pekerjaan akan sulit dilirik oleh gadis-gadis Dayak yang cantik dan memukau. Karena itu kayolah ilm pengeta huan dan teknologi sebelum terlambat dan selagi masih ada kesempatan!!

 generasi muda Dayak di pedalaman

Generasi muda Dayak di perkotaan proaktif menempa diri dalam pendidikan non formal agar memiliki SDM yang berkualitas dan kompetitif.



Orang Dayak pada masa lampau




Generasi muda Dayak di zaman modern

Orang Dayak juga kaya dengan seni tari








No comments:

Post a Comment

Maf bila postingnya belum lengkap

Proposal Sponsorship Kejuaraan Daerah Gestrek 2016

Jalan Nyaris Putus, Warga Khawatir Terjadi Kecelakaan

  Jalan di kilometer 6 Desa Engkanyar, Kecamatan Kuala Behe yang nyaris putus karena gorong-gorong longso...