Thursday, October 12, 2017

Sungguh Aku Rindu

        

Hidup adalah perjuangan dengan segala inspirasi dan harapan. Gelombang kejenuhan silih berganti menghantam perjuangan. Pertanyaannya ialah mampukah aku bersabar dan sampai kapan? Siapa yang akan menolong harapan-harapan dan inspirasi, sungguh rasanya kita ditinggalkan oleh orang-orang dekat tempat bersenda gurau dan berbagi duka dan kebahagiaan. Sungguh kejam..ternyata ruang, waktu dan perjuangan harus memisahkan kita kawan…akankah cita-cita idealis kita terwujud ditengah luapan himpitan hidup. Sungguh masa lalu dengan retorika telah menjadi hantu ditengah malam yang menganggu tidur. Deraian air mata sebagai tanda betapa aku rindu padamu kawan-kawan. Ut omnes unum sint adalah moto kita bersama tapi kapankah itu akan terulang. Sayang kawan-kawan engkau jauh disana dengan cita-cita dan perjuanganmu..sementara aku..huh sakit rasanya tiada retorika dan dialektika idealisme untuk anak negeri yang tercinta. Engkau tahu dan aku pun tahu bahwa kita memiliki tekad yang bulat dan utuh, semoga engaku ingat kawan saat kita berjabat tangan dan saling merangkul aku anak Dayak dan kamu anak Batak, Toraja, Jawa dan yang lainnya kita bergurau engkaulah taruk bangsa yang akan mekar tepat pada waktunya untuk bangsa tercinta. Kenangan sungguh indah…mataku berbinar ingat ketika kita bersama berjuang dan bersenda gurau untuk menata bangsa walaupun perut lapar, mata ngantuk dan capek. Akankah kita nyanyikan lagi secara bersama bait-bait lagu Mars itu yang mampu membuat bulu kudukku merinding dengan tekanan lirik-liriknya.
Aku sangat bangga padamu kawan, kamu sangat tulus, setia, sabar dan solider dalam perjuangan..ingatlah kita aktivis dan juga pejuang ya pejuang yang terus berjuang untuk sepakat melawan kemiskinan, diskriminasi, kenistaan dan ketidakadilan. Satu harapanku suatu saat masing-masing kita harus bertemu dan berkumpul, berkumpul untuk terus menjadi pejuang nusantara, ingat nusantara menunggu kamu dan aku kawan!!! Saat ini memang hal itu adalah mustahil dan mungkin terlalu mengada-ada tapi itulah harapan dan cita-cita tulus yang agung dan suci atas kehendak Sang Kepala Gerakan kita yakin dalam pengharapan bahwa KITA BISA.
Aku yakin dengan kamu kawan bahwa kamu tetap seorang idealis sejati yang bersih dan kokoh dalam platform organisasi untuk menjadi kader yang tinggi iman, tinggi ilmu dan tinggi pengabdian. Ingatlah kita dikaderkan untuk menjadi tunas baru dan lilin bagi Negara, bangsa dan gereja dalam mewujudkan kesejahteraan, keadilan, kedamaian, keutuhan ciptaan dan demokrasi di Indonesia berdasarkan kasih. Jika engkau lupa dan berkhianat terhadap visi dan tripanji tersebut lebih baik lepaskan baret dan lencanamu dan jangan ingat lagi kenangan manis itu.
Sungguh kawan aku ingin sejarah itu terulang..kita berdebat dan saling menghardik, menghempas meja dan saling melototi. Itulah kita dengan semangat muda dan dinamikanya. Biarlah masa berkumpul di Salemba itu tetap kokoh sekokoh tembok perusak kekristenan di Indonesia, biarlah hidup kita terus melaju berjuang mengapai cita-cita secepat perjalanan kereta api membawa kita dari Gambir ke Surabaya. Biarlah kita tumbuh menjadi pengayom yang meninggi setinggi gunung merapi seperti meningginya pesawat yang membawa kita mengikuti kongres.
Ingatlah kawan dengan alarm cantik yang berbunyi nyaring dan merdu saat membangunkan kita di Kinasih. Dia putih bersih, agak gemuk, banyak candanya dan manis senyumnya. Itulah dia asset bergerak dari Cabang Bogor yang perlu diberikan penanganan, itulah bagian dari canda kita. Tapi ingat kita bukan gerakan mencari kawan intim tapi tetap gerakan yang idealis dalam pengkaderan.
Aku ingat bahwa bahasa asing itu penting tapi sungguh aku terlena tidak dapat menguasainya, puncak Bogor menjadi tanda bahwa disana kita pernah berkumpul bersama mahasiswa Kristen se-Asia Pasifik, aku tahu bahwa kamu tetap sahabatku yang setia dengan sabar kamu bersedia membantuku berkomunikasi dengan orang yang tak pernah ku kenal itu walaupun ia satu kamar denganku. Itulah aku mengangkat sumpah “Jika aku punya anak, anakku harus fasih berbahasa Inggris”.
Kini engkau sudah siap saudaraku..aplikasikanlah idealismemu dan ide cemerlangmu untuk rakyat Indonesia dan gereja. Senior kita mengajarkan jadilah kader-kader yang nasionalis dan oikoumenisme. Kita harus mampu menerjemahkan dua kemerdekaan yang kita dapatkan, kemerdekaan dalam Kristus dan kemerdekaan bangsa. Tekad kita kejayaan itu harus terulang, Johanes Leimena dengan kesabarannya mendampingi bung Karno, Simatupang dengan Pancasilanya, Bungaran Saragih dengan kebijakan pangannya dan lainnya yang juga pasti kamu kenal.
Okelah kawan, biralah tulisan ini menjadi sedikit renungan bagi kita bersama selaku kader-kader terbaik GMKI se tanah air.  Ut Omnes Unum Sint!
Selamat berjuang….
Kami ucapkan…
Selamat berjuang kami doakan…
Tinggi imanmu, tinggi ilmu, tinggi pengabdianmu….
Kawanku…

No comments:

Post a Comment

Maf bila postingnya belum lengkap

Proposal Sponsorship Kejuaraan Daerah Gestrek 2016

Jalan Nyaris Putus, Warga Khawatir Terjadi Kecelakaan

  Jalan di kilometer 6 Desa Engkanyar, Kecamatan Kuala Behe yang nyaris putus karena gorong-gorong longso...