Hidup adalah perjuangan dengan segala
inspirasi dan harapan. Gelombang kejenuhan silih berganti menghantam
perjuangan. Pertanyaannya ialah mampukah aku bersabar dan sampai kapan? Siapa
yang akan menolong harapan-harapan dan inspirasi, sungguh rasanya kita ditinggalkan
oleh orang-orang dekat tempat bersenda gurau dan berbagi duka dan kebahagiaan.
Sungguh kejam..ternyata ruang, waktu dan perjuangan harus memisahkan kita
kawan…akankah cita-cita idealis kita terwujud ditengah luapan himpitan hidup.
Sungguh masa lalu dengan retorika telah menjadi hantu ditengah malam yang
menganggu tidur. Deraian air mata sebagai tanda betapa aku rindu padamu
kawan-kawan. Ut omnes unum sint
adalah moto kita bersama tapi kapankah itu akan terulang. Sayang kawan-kawan
engkau jauh disana dengan cita-cita dan perjuanganmu..sementara aku..huh sakit
rasanya tiada retorika dan dialektika idealisme untuk anak negeri yang
tercinta. Engkau tahu dan aku pun tahu bahwa kita memiliki tekad yang bulat dan
utuh, semoga engaku ingat kawan saat kita berjabat tangan dan saling merangkul
aku anak Dayak dan kamu anak Batak, Toraja, Jawa dan yang lainnya kita bergurau
engkaulah taruk bangsa yang akan mekar tepat pada waktunya untuk bangsa
tercinta. Kenangan sungguh indah…mataku berbinar ingat ketika kita bersama
berjuang dan bersenda gurau untuk menata bangsa walaupun perut lapar, mata
ngantuk dan capek. Akankah kita nyanyikan lagi secara bersama bait-bait lagu
Mars itu yang mampu membuat bulu kudukku merinding dengan tekanan
lirik-liriknya.
Aku sangat bangga padamu kawan, kamu
sangat tulus, setia, sabar dan solider dalam perjuangan..ingatlah kita aktivis
dan juga pejuang ya pejuang yang terus berjuang untuk sepakat melawan
kemiskinan, diskriminasi, kenistaan dan ketidakadilan. Satu harapanku suatu
saat masing-masing kita harus bertemu dan berkumpul, berkumpul untuk terus
menjadi pejuang nusantara, ingat nusantara menunggu kamu dan aku kawan!!! Saat
ini memang hal itu adalah mustahil dan mungkin terlalu mengada-ada tapi itulah
harapan dan cita-cita tulus yang agung dan suci atas kehendak Sang Kepala
Gerakan kita yakin dalam pengharapan bahwa KITA BISA.
Aku yakin dengan kamu kawan bahwa kamu
tetap seorang idealis sejati yang bersih dan kokoh dalam platform organisasi
untuk menjadi kader yang tinggi iman, tinggi ilmu dan tinggi pengabdian.
Ingatlah kita dikaderkan untuk menjadi tunas baru dan lilin bagi Negara, bangsa
dan gereja dalam mewujudkan kesejahteraan, keadilan, kedamaian, keutuhan
ciptaan dan demokrasi di Indonesia berdasarkan kasih. Jika engkau lupa dan
berkhianat terhadap visi dan tripanji tersebut lebih baik lepaskan baret dan
lencanamu dan jangan ingat lagi kenangan manis itu.
Sungguh kawan aku ingin sejarah itu
terulang..kita berdebat dan saling menghardik, menghempas meja dan saling
melototi. Itulah kita dengan semangat muda dan dinamikanya. Biarlah masa
berkumpul di Salemba itu tetap kokoh sekokoh tembok perusak kekristenan di
Indonesia, biarlah hidup kita terus melaju berjuang mengapai cita-cita secepat
perjalanan kereta api membawa kita dari Gambir ke Surabaya. Biarlah kita tumbuh
menjadi pengayom yang meninggi setinggi gunung merapi seperti meningginya
pesawat yang membawa kita mengikuti kongres.
Ingatlah kawan dengan alarm cantik yang
berbunyi nyaring dan merdu saat membangunkan kita di Kinasih. Dia putih bersih,
agak gemuk, banyak candanya dan manis senyumnya. Itulah dia asset bergerak dari
Cabang Bogor yang perlu diberikan penanganan, itulah bagian dari canda kita.
Tapi ingat kita bukan gerakan mencari kawan intim tapi tetap gerakan yang idealis
dalam pengkaderan.
Aku ingat bahwa bahasa asing itu
penting tapi sungguh aku terlena tidak dapat menguasainya, puncak Bogor menjadi
tanda bahwa disana kita pernah berkumpul bersama mahasiswa Kristen se-Asia
Pasifik, aku tahu bahwa kamu tetap sahabatku yang setia dengan sabar kamu
bersedia membantuku berkomunikasi dengan orang yang tak pernah ku kenal itu
walaupun ia satu kamar denganku. Itulah aku mengangkat sumpah “Jika aku punya
anak, anakku harus fasih berbahasa Inggris”.
Kini engkau sudah siap saudaraku..aplikasikanlah
idealismemu dan ide cemerlangmu untuk rakyat Indonesia dan gereja. Senior kita
mengajarkan jadilah kader-kader yang nasionalis dan oikoumenisme. Kita harus
mampu menerjemahkan dua kemerdekaan yang kita dapatkan, kemerdekaan dalam Kristus
dan kemerdekaan bangsa. Tekad kita kejayaan itu harus terulang, Johanes Leimena
dengan kesabarannya mendampingi bung Karno, Simatupang dengan Pancasilanya,
Bungaran Saragih dengan kebijakan pangannya dan lainnya yang juga pasti kamu
kenal.
Okelah kawan, biralah tulisan ini
menjadi sedikit renungan bagi kita bersama selaku kader-kader terbaik GMKI se
tanah air. Ut Omnes Unum Sint!
Selamat
berjuang….
Kami
ucapkan…
Selamat
berjuang kami doakan…
Tinggi
imanmu, tinggi ilmu, tinggi pengabdianmu….
Kawanku…
No comments:
Post a Comment
Maf bila postingnya belum lengkap